Ngeri Dekat Rel Dan Frontage Road
- SDN Siwalankerto 1 segera direlokasi
STORYHIGSHLIGHTS
- Wali murid sangat mendukung relokasi SDN Siwalankerto 1
- Selama ini tiap masuk dan pulang sekolah siswa dipandu oleh Hadi
- Dindik berencana memerger SD Siwalankerto 1 dengan Siwalankerto 2 dan 3
Mendengar rencana
tersebut, para wali murid pun langsung mendukung. Hal ini seperti diungkapkan oleh
Janatin (53). Wali murid ini mengaku sudah mendengar rencana itu
dan sangat mendukung demi keamanan siswa.
“Kalau dulu
takutnya dengan rel kereta api saja. Tetapi sekarang ada frontage
road, jadi semakin khawatir,” kata nenek
dari siswa kelass 1, Ibadil Ifra Atala, saat ditemui di sekolah,
Jum’at (10/1).
Diakui Janatin,
sebenarnya cucunya sudah ingin dipindah karena alas an keamanan,
tetapi masih menunggu kenaikan kelas. “Besok (11/1) aka nada rapat.
Semua wali murid diundang terkait perpindahan sekolah ini. Mungkin
besok keputusannya,” ungkap Janatin yang pernah berjualan di kantin
sekolah tersebut.
Sedangkan Atik,
mantan guru Siwalankerto 1 yang kini bertugas di SD Siwalankerto 2
mengaku rencana perpindahan itu sudah sering dilontarkan. Tetapi,
rencana itu selalu putus ditengah jalan. “Rencana tinggal rencana.
Memang kalau dipindah lebih baik untuk keselamatan murid-murid,”
katanya.
Alasan
keselamatan itu juga mendorong dia memindahkan cucunya dari SD
Siwalankerto 1 ke Siwalankerto 2 belum lama ini. Sementara Yohana,
siswa kelas 6 mengaku ada rasa khawatir kalau mau berangkat dan
pulang sekolah. “Ngeri juga rasanya kalau mau menyeberang (rel dan
frontage road).
Apalagi kalau gak ada pemandunya,” akunya.
Selama ini,
siswa-siswi SDN Siwalankerto 1 dipandu oleh Hadi, guru computer, tiap
kali berangkat dan pulang sekolah. Setiap pagi, Hadi harus berangkat
lebih awal agar bisa menjemput anak-anak didiknya. Sementara ketika
pulang, Hadi juga yang memandu mereka untuk menyeberang. “Ya, demi
keamanan. Kasihan kelas satu masih kecil,” katanya.
Meski banyak yang
miris dengan kondisi sekolah yang diapit jalan dan rel kereta api,
ada juga siswa yang cuek dengan kondisi itu. Seperti Prima Saputra
dan Rangga Aprilianto, siswa kelas 4 yang mengaku tidak ingin pindah
dari sekolahnya. “Selama ini sudah aman kok”, katanya cuek.
Sejumlah guru yang
ditemui Surya memilih tidak mau terbuka terkait rencana relokasi
tersebut. “Kami gak tahu, Pak Kepala Sekolah yang tahu,” elak
salah satu guru tanpa menyebut namanya.
Sementara itu,
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, M Ikhsan, mengatakan, semakin cepat
relokasi akan semakin baik. Namun, dia enggan menyebutkan target
waktu dari rencana itu. “Yang jelas, saat ini kami sudah ada tim
khusus dan sedang berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya terkait
masalah itu,” ucap Ikhsan saat ditemui di kantornya.
Tim inilah yang saat
ini sedang mengkaji dan menganalisa serta menentukkan langkah-langkah
selanjutnya pasca relokasi.
Salah satu
alternatif yang akan diambil adalah dengan menggabungkan (merger) SD
Siwalankerto 2 dan Siwalankerto 3. Artinya SDN
Siwalankerto 1,2 dan 3 ini nantinya akan dibuat dalam satu kompleks.
“Kami ingin sekolah;sekolah ini ada dalam kompleks yang aman,”
tegasnya.
Diakui Ikhsan,
langkah relokasi SD ini dilakukan setelah banyak sekali masukan, baik
dari pengawas maupun UPTD Dindik yang merasa miris dengan kondisi
sekolah yang diapit, Jalan Achmad Yani, rel kereta dan frontage
road.
Disinggung tentang
nasib guru dan kepala sekolahnya, menurut Ikhsan mereka akan tetap
mengikuti di lokasi yang baru. “Guru-guru gak perlu khawatir, kami
pasti akan mengambil keputusan terbaik untuk semua,” tegasnya.
(uus)
SURYA,